PengertianFilsafat Pancasila. Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bernegara. Pada prinsipnya, Pancasila sebagai filsafat ialah perluasan keunggulan dari awal sebagai dasar dan ideologi yang telah merambah ke dalam Produk filsafat (filsafah). Pancasila sebagai suatu produk filsafat Kelimakaidah tersebut adalah: Kaidah Fiqhiyah Pertama الأُمُوْرُبِمَقَاصِدِهَا " Segala sesuatu itu tergantung pada niat". Kaidah Fiqhiyah kedua اليَقِيْنُلاَيُزَالُبِالشَّكِّ "Sesuatu yang sudah yakin tidak dapat dihilangkan dengan keraguan". Kaidah Fiqhiya ketiga المَشَقَّةُتَجْلِبُالتَّيسِيْرَ "kesukaran itu mendatangkan kemudahan" Olehkarena itu, terjadinya banjir dilihat dari penyebabnya terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain: Banjir Air. Banjir air merupakan banjir yang sering sekali terjadi saat ini. Penyebab dari banjir ini adalah kondisi air yang meluap di beberapa tempat, seperti sungai, danau maupun selokan. Meluapnya air dari tempat-tempat tersebut yang Jelaskanarti dari kata tersebut, maka teman-teman ada di tempat yang tepat. Di artikel ini tersedia beberapa jawaban mengenai pertanyaan itu. Ayok lanjutkan membaca —————— Pertanyaan. Hukum bisnis terdiri dari 2 kata yaitu hukum dan bisnis. Jelaskan arti dari kata tersebut. Jawaban #1 untuk Pertanyaan: Hukum bisnis terdiri dari Mahabenar Kita harus memperhatikan, kalau sebuah kata memiliki makna etimologis dan terminologi, kita harus menjelaskan terlebih dahulu maknanya. Terlebih lagi jika kata itu memiliki makna yang beragam. Anda harus sadar, kita tidak boleh gegabah dalam menyimpulkan filsafat hanya berdasarkan pada satu istilah yang kita gunakan. pemain yang bertugas mengontrol pertahanan dalam bola voli disebut. Jenis-jenis Kata © Kata adalah bagian dari kalimat yang nantinya mampu menjelaskan sesuatu. Kata sendiri terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut Kata Benda atau Nomina Kata benda atau nomina adalah nama-nama dari semua benda dan segala sesuatu yang dibendakan. Ciri-ciri dari kata benda atau nomina adalah berikut Tidak bisa didahului dengan keterangan yang bernegasi tidak. Contoh kursi, meja, lemari. Tidak bisa didahului keterangan derajat agak lebih, sangat, dan paling. Contoh agak kursi, lebih meja, dan paling lemari. Tidak bisa didahului dengan keterangan wajib. Contoh wajib kursi, wajib meja. Bisa didahului oleh keterangan jumlah. Contoh empat kursi, satu meja. Kata Bilangan atau Numeralia Kata bilangan atau numeralia adalah unsur yang bertugas untuk menjelaskan tentang jumlah objek atau benda atau urutan benda. Contoh, pertama, kedua, beberapa. Kata Ganti atau Pronomina Kata ganti atau pronominal adalah unsur yang fungsinya untuk menggantikan objek atau nomina atau yang dibendakan. Contoh ini, itu, ia, seluruh, masing-masing. Kata ganti atau pronominal terbagi menjadi empat sebagai berikut Kata ganti diri yang biasanya menggantikan nomina nama orang atau yang diorangkan. Dibedakan lagi menjadi orang pertama tunggal, orang pertama jamak, orang kedua tungga, dan sebagainya. Kata ganti petunjuk atau pronomina demokratif yang berupa “ ini” dan “ itu” yang fungsinya adalah menggantikan nomina dan juga sebagai penunjuk. Kata ganti tanya atau pronomina introgatifa yang digunakan untuk menanyakan suatu nomina. Unsurnya yang biasa dikenal dengan sebutan 5W + 1 H. Kata ganti tidak tentu adalah kata yang digunakan sebagai pengganti nomina tidak tentu. Contoh, seseorang, setiap orang, sewaktu-waktu. Kata Kerja atau Verba Kata kerja atau verba adalah seluruh hal yang bisa menyatakan tentang aktivitas atau perilaku. Contoh makan, minum, jalan, dan sebagainya. Bahkan kata kerja juga bisa dibuat menjadi lebih jelas lagi dengan menjadi kelompok kata “ dengan + adjektiva”. Contoh menulis dengan rapi. Kata Sifat atau Adjektiva Kata sifat atau adjektiva adalah usur yang menggambarkan tentang sifat seseorang atau kondisi suatu benda. Contoh besar, kecil, buruk, dan sebagainya. Kata Keterangan atau Adverbia Kata keterangan atau adverbial adalah hal yang memberikan keterangan tambahan mengenai verba, numeralia, adjektiva, atau seluruh kalimat. Fungsinya adalah menjelaskan secara lebih lanjut mengenai jenis-jenis morfem yang berdampingan dengannya. Kata Tugas Jenis kata yang terakhir adalah kata tugas yang meliputi berbagai macam unsur yang tidak termasuk dari jenis-jenis kata sebelumnya. Dari bentuknya sulit untuk dilakukan perubahan bentuk dan tidak bisa mengalami perubahan tersebut. C. contohkanlah! buatlah contoh kalimat dgn menggunakan kata kaga berikut! jelaskan pula arti setiap kalimat tersebut sehingga jelas perbedaanya! kata 1 sebab 2 penyebab 3 penyebabnya 4 penyebapan 5 menyebabkan 6 disebabkan 7 oleh sebab itu contoh kalimat ..... ..... arti​ JawabanPenjelasan1. Sebab = hal yang menjadikan timbulnya sesuatu; lantaran; karena. Budi tidak masuk sekolah sebab ia sakit panas. 2. Penyebab = yang menyebabkanPenyebab Budi tidak masuk sekolah adalah sakit diare. 3. Penyebabnya = sebab timbulnya sesuatuBu Dokter sedang mencari obat penawar racun yang tidak diketahui penyebabnya. 4. Penyebapan = proses, cara, perbuatan menyebabkanAnak-anak sedang diberi penyuluhan tentang penyebapan penyakit diare. 5. Menyebabkan = mendatangkan menimbulkan, menerbitkan adanya suatu hal; menjadikan sebabMakan jajanan yang dihinggapi lalat menyebabkan anak sakit diare dan muntah. 6. Disebabkan = dikarenakanPak Dokter sedang meresepkan obat untuk flu yang disebabkan udara dingin. 7. Oleh sebab itu = oleh karena ituTiara sedang demam tinggi, oleh karena itu dia tidak boleh minum es lagi. - Dikutip dari buku Mengenal Ilmu Bahasa 2018 oleh Yendra mengtakan, makna merupakan hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar, penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai. Perwujudan makna digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga saling dimengerti. Sementara, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna adalah sebagai arti atau pengertian yang diberikan kepada bentuk kebahasaan. Terdapat dua jenis makna, yaitu makna lingustik dan makna sosial. Makna sosial memiliki sifat kontekstual, di mana pembahasannya meluas pada latar belakang budaya atau kultur dalam berbahasa. sementara makna linguistik adalah makna bahasa yang kita temukan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Terdapat dua jenis makna lingustik, yakni makna leksikal dan makna gramatikal. Berikut penjelasan makna linguistik dan contohnya, yaitu Baca juga Jenis-jenis Gaya Bahasa dalam Sastra dan Contohnya Makna leksikal Makna leksikal adalah makna lambang kebahasaan tanpa melihat konteks. Jenis makna leksikal merujuk pada arti sebenarnya dari suatu bentuk kebahasaan yang dapat berdiri sendiri tanpa melihat konteks. Makna leksikal disebut juga makna yang terdapat dalam kamus. Prosedur komponen makna leksikal sebagai berikut Penamaan naming atau penyebutan labeling menggunakan lambang yang berwujud satu kata berdasrkan pengalaman dan pengetahuan seseorang. Parafrasa menganalisis komponen makna lebih terperinci dengan melihat deskripsinya. Mendefinisikan definition pengembangan dari parafrasa untuk menjelaskan makna agar lebih rinci. Mengklasifikasikan classified menhubungkan dengan kelas kata. Kelas tersebut dapat berupa cirinya. Para ahli bahasa meyakini bahwa makna kata tidaklah tunggal. Satu simbol dapat mewakili lebih dari satu bahkan memiliki padanan kata yang sangat beragam. Berikut lima jenis makna leksikal, yakni Hiponim Hiponim merupakan kata yang secara leksikon mewakili himpunan atau kelompok kata tertentu. Kata yang memiliki makna hiponim mewakili banyak hal, yang mengakibatkan generalisasi. Contohnya Leksikon buah dapat mewakili kata lain seperti mangga, pisang, jeruk, melon, jambu, semangka, dan sejenisnya. Leksikon unggas dapat mewakili kata lain seperti ayam, burung, merpati, parkit, jalak, kalkun, itik, bebek, angsa, dan sejenisnya. Baca juga Macam-macam Kata Tanya dalam Bahasa Inggris dan Contohnya Meronim Meronim ialah kata yang secara leksikon merupakan bagian yang mewakili sesuatu secara keseluruhan. Maksudnya, jenis makna kata tersebut dapat mewakili makna lain yang lebih menyeluruh. Contohnya Home Sekolah Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 170 Kegiatan Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan – 21 Januari 2022, 1328 WIB Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 170 kegiatan kaidah kebahasaan teks ulasan. /PIXABAY/White77 B. Contohkanlah! Tunjukkanlah contoh kalimat dari suatu teks ulasan yang menggunakan katakata berikut! C. Contohkanlah! Buatlah contoh kalimat dengan menggunakan kata-kata berikut! Jelaskan pula arti setiap kata tersebut sehingga jelas perbedaannya! Pembahasan 1. Pasangkan contoh kata dan kaidah kebahasaan berikut! Jawaban Sebab = konjungsi kausalitas hendaknya = rekomendasi Semenjak = kata depan penanda keterangan waktu Editor Rian Ade Maulana Tags Bahasa Indonesia kunci jawaban kelas 8 teks ulasan Halaman 170 Terkini Latihan Soal Terpadu Soal B Soal 2 Office 2, Pembahasan Soal IPA Kelas ten Semester 2 Halaman 211 iv Mei 2022, 1037 WIB Latihan Soal Terpadu Soal B Soal 2, Pembahasan Soal IPA Kelas 10 Semester two Halaman 208, 209 four Mei 2022, ten25 WIB Latihan Soal Terpadu Soal B Soal 1, Pembahasan Soal IPA Kelas 10 Semester 2 Halaman 206, 207 iv Mei 2022, x15 WIB Latihan Soal Terpadu Soal A i dan 2, Pembahasan Soal IPA Kelas 10 Semester 2 Halaman 203, 204 4 Mei 2022, ten00 WIB Kunci Jawaban PKn Kelas vii Halaman 167, Daerah di Indonesia yang Menyandang Status Otonomi Khusus atau Istimewa 4 Mei 2022, 0912 WIB Soal PAS UAS Matematika Wajib Semester two Kelas 10 SMA Tahun 2022 lengkap dengan Pembahasan 1 4 Mei 2022, 0800 WIB Kunci Jawaban PKn Kelas seven Halaman 167 Uji Kompetensi Pengertian dan Tujuan Otonomi Daerah 3 Mei 2022, 1812 WIB Kunci Jawaban PKn Kelas 7 Halaman 167, Apa Peran Daerah dalam Mempertahankan NKRI iii Mei 2022, xviii00 WIB Ayo Berlatih Klasifikasi Makhluk Hidup, Pembahasan Soal IPA Kelas ten Semester two Halaman 168, 169 iii Mei 2022, 1648 WIB Kunci Jawaban Matematika Kelas 6 Halaman 177 Statistika Terlengkap 2022 3 Mei 2022, sixteen25 WIB Terpopuler 1 Link Download Lagu Selamat Hari Lebaran dari Gigi MP3 MP4, Lengkap Lirik 2 Link Download Lagu Minal Aidin Wal Faizin dari Tasya MP3 MP4, Plus Liriknya three Download Lagu DJ Dengarkanlah di Sepanjang Malam Aku Berdoa MP3, Full Lirik 4 Download Lagu Minal Andin Wal Faidzin Tasya MP3 Tahun 2022 5 Download twenty Lagu Lebaran Hari Raya Idul Fitri Terbaik MP3 MP4 2022 Lengkap dengan Link 6 xv Lagu Lebaran Hari Raya Idul Fitri Terbaik MP3 MP4 Beserta Link Download vii Download Lagu Jimin BTS feat Ha Sung Woon – With You MP3 MP4 Ost Our Dejection dengan Lirik, Unduh DISINI viii Contoh Soal Psikotes Masuk Polri Tahun 2022, Bagian Tes Kepribadian Dilengkapi Jawaban 9 35 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2022 Bikin Ngakak, Kesalahan Motorcar Dimaafkan 10 Download Lagu Cinta Sampai Mati two dari Kangen Band MP3 MP4 Kualitas Terbaik dengan Sekali Klik Terpopuler 1 Kalimantan Disorot Peneliti Dunia, Sebut Kalimantan Punya Pohon Berusia Empat Juta Tahun 2 Mandalika Racing Team Dikejar Hutang, Sponsor Menjerit hingga Lapor ke Jokowi 3 Biaya Perawatan Capai Rp6 Miliar per Bulan, Bandara Kertajati Malah Jadi Tempat Pre-Wedding ceremony 4 TERBARU! 35 Link Twibbon Idul Fitri 1443 H yang Cocok Dibagikan ke WhatsApp, IG, dan FB 5 Israel Mengamuk Usai Rusia Sebut Adolf Hitler Berdarah Yahudi Yahudi Tidak Bunuh Yahudi 6 Joe Biden Rayakan Idul Fitri 2022 Muslim Membuat Bangsa Kita Kuat 7 Mieke Wijaya Meninggal Dunia, Anak-anaknya Tak Tahu Sang Mama Menderita Penyakit Serius 8 Stasiun Kereta Cepat di Padalarang padahal Mau ke Bandung, Pengamat Soal Alasannya Tanya Pak Luhut Pandjaitan 9 Pembalap Indonesia Menjerit, Sebut Gaji dan Biaya Hidup Saat Bela Mandalika Racing Team Belum Dibayar 10 Cek Fakta Zinidin Zidan Dikabarkan Meninggal Dunia karena Kecelakaan, Simak Faktanya Source [Catatan Jika ingin mengutip silakan cari sumber asli dari buku. Tulisan ini hanya untuk referensi. Terima kasih sudah berkunjung] A. Pengertian Relasi makna adalah hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna sinonim, kebalikan makna antonim, kegandaan makna polisemi dan ambiguitas, ketercakupan makna hiponimi, kelainan makna homonimi, kelebihan makna redundansi, dan lainnya Abdul Chaer, 2013. B. Jenis-jenis Sinonimi Secara etimologi kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama’, dan syn yang berarti dengan’. Maka secara harfiah kata sinonim berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama’. Secara semantik menurut Verhaar 1978 mendefinisikan sebagai ungkapan bisa berupa kata, frase atau kalimat yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain Abdul Chaer, 2013. Hubungan makna antara dua buah kata yang bersinonim bersifat dua arah. Dua buah kata yang bersinonim kesamaannya tidak seratus persen, hanya kurang lebih dan kesamaanya tidak bersifat mutlak Zgusta dan Ullman dalam Abdul Chaer. Tidak mutlak sebab ada prinsip semantik yang mengatakan apabila bentuk berbeda maka makna pun akan berbeda, walaupun perbedaanya hanya sedikit. Kata-kata yang bersinonim itu tidak memiliki makna yang persis sama. Menurut teori Verhaar yang sama tentu adalah informasinya, padahal informasi ini bukan makna karena informasi bersifat ekstralingual sedangkan makna bersifat intralingual. Kesinoniman mutlak atau kesinoniman simetris memang tidak ada dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Ketidakmungkinan kita untuk menukar sebuah kata dengan kata lain, yang bersinonim adalah banyak sebabnya. Antara lain faktor waktu, faktor tempat atau daerah, faktor sosial, faktor bidang kegiatan dan faktor nuansa makna. Sinonim tidak hanya terjadi pada kata, tetapi bisa dalam satuan bahasa lainnya seperti morfem bebas dengan morfem terikat, kata dengan kata, kata dengan frase, frase dengan frase dan kalimat dengan kalimat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai sinonim Tidak semua kata dalam bahasa Indonesia mempunyai sinonim. Ada kata-kata yang bersinonim pada bentuk dasar tetapi tidak pada bentuk jadian. Ada kata-kata yang tidak mempunyai sinonim pada bentuk dasar, tetapi memiliki sinonim pada bentuk jadian. Ada kata-kata yag dalam arti “sebenarnya” tidak mempunyai sinonim, tetapi dalam arti “kiasan” justru mempunyai sinonim. 2. Antonimi atau Oposisi Kata antonimi berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma yang artinya nama’, dan anti yang artinya melawan’. Maka secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula’. Secara semantik, Verhaar 1978 mendefinisikan sebagai ungkapan biasanya berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain Abdul Chaer, 2013. Hubungan makna antara dua buah kata yang berantonim bersifat dua arah. Antonim terdapat pada semua tataran bahasa, tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan tataran kalimat. Hanya mencari contohnya dalam setiap bahasa tidak mudah. Antonim pun, sama halnya dengan sinonim, tidak bersifat mutlak. Itulah sebabnya barangkali dalam batasan diatas, Verhaar menyatakan “yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain”. Jadi hanya dianggap kebalikan bukan mutlak berlawanan. Dengan istilah oposisi, maka bisa tercakup dari konsep yang betul-betul berlawanan sampai kepada yang hanya bersifat kontras saja. Berdasarkan sifatnya, oposisi dapat dibedakan menjadi Oposisi mutlak, yaitu terdapat pertentangan makna secara mutlak. Oposisi kutub, yaitu makna kata-kata yang termasuk oposisi kutub ini pertentangannya tidak bersifat mutlak, melainkan bersifat garadasi. Artinya terdapat tingkat-tingkat makna pada kata-kata. Kata-kata yang beroposisi kutub ini umumnya adalah kata-kata dari kelas adjektif. Oposisi hubungan, yaitu makna kata-kata yang beroposisi hubungan relasional ini bersifat saling melengkapi. Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain menjadi oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya maka oposisi ini tidak ada. Kata-kata yang beroposisi hubungan ini bisa berupa kata kerja. Selain itu, bisa berupa kata benda. Oposisi hierarkial yaitu, makna kata-kata yag beroposisi hierarkial ini menyatakan deret jenjang atau tingkatan. Kata-kata yang beroposisi hierarkial ini adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran berat, panjang dan isi, nama satuan hitungan dan penanggalan, nama jenjang kepangkatan, dan sebagainya. Oposisi majemuk yaitu, oposisi di antara dua buah kata. Namun, dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia ada kata-kata yang beroposisi lebih dari satu kata. 3. Homonimi, Homofoni, dan Homografi Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani kuno onomo yang artinya nama’ dan homo artinya sama’. Secara harfiah homonimi dapat diartikan sebagai nama sama untuk benda atau hal lain’. Secara semantik, Verhaar 1978 memberi definisi homonimi sebagai ungkapan berupa kata, frase atau kalimat yang bentuknya sama dengan ungkapan lain juga berupa kata, frase atau kalimat tetapi maknanya tidak sama Abdul Chaer, 2013. Dalam bahasa Indonesia banyak juga homonimi yang terdiri lebih dari tiga buah kata. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta di dalam kata yang berhomonimi digunakan angka Romawi, tetapi dalam Kamus Bahasa Indonesia 1983 oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1988 juga oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, kata-kata yang berhomonimi itu ditandai dengan angka Arab. Hubungan antara dua buah kata yang homonim bersifat dua arah. Ada dua kemungkinan sebab terjadinya homonimi Bentuk-bentuk yang berhomonimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang berlainan. Bentuk-bentuk yang berhomonim itu terjadi sebagai hasil proses morfologi. Sama halnya dengan sinonim, antonim, homonimi ini dapat terjadi pada tataran morfem, tataran kata, tataran frase, dan tataran kalimat. Homonimi antarmorfem, tentunya antara sebuah morfem terikat dengan morfem terikat lainnya. Homonimi antarfrase Homonimi antarkalimat Di samping homonimi ada pula istilah homofoni dan homografi. Ketiga istilah ini biasanya dibicarakan bersama karena ada kesamaan objek pembicaraan. Homonimi dilihat dari segi “bunyi” homo yang artinya sama dan fon yang artinya bunyi, sedangkan homografi dilihat dari segi “tulisan”, “ejaaan” homo yang artinya sama dan grafi yang artinya tulisan. Homofoni sebetulnya sama saja dengan homonimi karena realisasinya bentuk-bentuk bahasa adalah berupa bunyi. Jadi, kata bisa’ yang berarti racun ular dan kata bisa’ yang berarti sanggup’, selain merupakan bentuk yang homonimi adalah juga bentuk yang homofoni, dan juga homografi karena tulisannya juga sama. Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang homofon, tetapi ditulis dengan ejaan yang berbeda karena ingin memperjelas perbedaan makna. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta kata-kata yang homograf ini diberi keterangan cara melafalkannya di belakang tiap-tiap kata. Ada beberapa buku pelajaran yang menyatakan bahwa homograf adalah juga homonim karena mereka berpandangan ada dua macam homonim, yaitu a homonim yang homofon, dan b homonim yang homograf. 4. Hiponimi dan Hipernimi Kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti nama’ dan hype berarti dibawah’. Jadi, secara harfiah berarti nama yang termasuk di bawah nama lain’. Secara semantik Verhaar 1978 menyatakan hiponim ialah ungkapan biasanya berupa kata, tetapi kiranya dapat juga frase atau kalimat yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Jika relasi antara dua buah kata yang bersinonim, berantonim, dan berhomonim bersifat dua arah maka relasi antara dua buah kata yang berhiponim ini adalah searah. Definisi Verhaar disebutkan bahwa hiponim kiranya terdapat pula dalam bentuk frase dan kalimat. Namun, kiranya sukar mencari contohnya dalam bahasa Indonesia karena juga hal ini lebih banyak menyangkut masalah logika dan bukan masalah linguistik. Ole karena itu, menurut Verhaar masalah ini dapat dilewati saja, tidak perlu dipersoalkan lagi. Konsep hiponimi dan hipernimi mengandaikan adanya kelas bawahan dan kelas atasan, adanya makna sebuah kata yang berada di bawah makna kata lainnya. Karena itu, ada kemungkinan sebuah kata yang merupakan hipernimi terhadap sejumlah kata lain, akan menjadi hiponim terhadap kata lain yang hierarkial berada diatasnya. Konsep hiponimi dan hipernimi mudah diterapkan pada kata benda tetapi agak sukar pada kata kerja dan kata sifat. Di samping istilah hiponimi ada pula istilah yang disebut meronimi. Kedua istilah ini mengandung konsep yang hampir sama. Bedanya adalah kalau hiponimi menyatakan adanya kata unsur leksikal yang maknanya berada di bawah makna kata lain, sedangkan meronimi menyatakan adanya kata unsur leksikal yang merupakan bagian dari kata lain. 5. Polisemi Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa terutama kata, bisa juga frasa yang memiliki makna lebih dari satu. Menurut pembicaraan terdahulu setiap kata hanya memiliki satu makna, yakni yang disebut makna leksikal dan makna yang sesuai dengan referennya. Dalam perkembangan selanjutnya komponen-komponen makna ini berkembang menjadi makna-makna tersendiri. Makna-makna yang bukan makna asal dari sebuah kata bukanlah makna leksikal sebab tidak merujuk kepada referen dari kata itu yang berkenaan dengan polisemi ini adalah bagaimana kita bisa membedakannya dengan bentuk-bentuk yang disebut homonimi. Bahwa homonimi bukanlah sebuah kata, melainkan dua buah kata atau lebih yang kebetulan bentuknya sama. Homonimi bukan sebuah kata maka maknanya pun berbeda, di dalam kamus bentuk-bentuk yang homonimi didaftarkan sebagai entri-entri yang berbeda. Sebaliknya bentuk-bentuk adalah sebuah kata yang memiliki makna lebih dari satu. Karena polisemi ini adalah sebuah kata maka di dalamnya kamus didaftarkan sebagai sebuah entri. Satu lagi perbedaan antara homonimi dan polisemi, yaitu makna-makna pada bentuk-bentuk homonimi tidak ada kaitan atau hubungannnya sama sekali antara yang satu dengan yang lainnya. 6. Ambiguitas Ambiguitas atau ketaksaan sering diartikan sebagai kata yang bermakna ganda atau mendua arti. Polisemi juga bermakna ganda. Polisemi dan ambiguitas sama-sama bermakna ganda hanya kalau kegandaan makna dalam polisemi berasal dari kata, sedangkan kegandaan makna dalam ambiguitas berasal dari satuan gramatikal yang lebih besar, yaitu frase atau kalimat dan terjadi sebagai akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda. Bahasa lisan penafsiran ganda ini mungkin tidak akan terjadi karena stuktur gramatikal itu dibantu oleh unsur intonasi. Namun, dalam bahasa tulis penafsiran ganda ini dapat saja terjadi jika penanda-penanda ejaan tidak lengkap diberikan. Perbedaan ambiguitas dengan homonimi dilihat sebagai bentuk yang kebetulan sama dan dengan makna yang berbeda, sedangkan ambiguitas adalah semua bentuk dengan makna yang berbeda sebagai akibat dari berbedanya penafsiran stuktur gramatikal bentuk tersebut. Ambiguitas hanya terjadi pada satuan frase dan kalimat, sedangkan homonimi dapat terjadi pada semua satuan gramatikal morfem, kata, frase, dan kalimat. 7. Redudansi Istilah redundansi sering diartikan sebagai berlebih-lebihan pemakaian unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran’. Salah satu prinsip dasar semantik adalah bila bentuk berbeda maka makna pun akan berbeda. Makna adalah suatu fenomena dalam ujaran utterance, internal phenomenon, sedangkan informasi adalah sesuatu yang luar ujran utterence-external.

jelaskan pula arti setiap kata tersebut sehingga jelas perbedaanya